Alquran Al Akbar dinilai merupakan karya terbaik dan
dinilai terbesar di dunia saat dipamerkan di Ponpes Modern IGM Al
Ihsaniyah Gandus, Palembang, Ahad (29/1/2012). (Foto: JPNN)
|
PALEMBANG (RP) - Delegasi negara Islam peserta Parliamentary Union of
OIC Member States (PUIC) Conference ke-7 mengutarakan kekagumannya
terhadap Alquran Al Akbar yang merupakan karya ukiran bernilai seni
agama.
Tak hanya itu, mereka menilai Alquran Al Akbar ini merupakan karya terbaik dan terbesar di dunia.
Hal ini diutarakan langsung oleh delegasi negara Islam yakni Lebanon, Libya, Iran, Malaysia, Sudan, Uganda dan Irak yang melihat langsung Alquran Al Akbar yang dipamerkan di Pondok Pesantren Modern IGM Al Ihsaniyah Gandus Palembang di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, Gandus, Ahad (28/1).
Iring-iringan 3 unit bus delegasi tiba pukul 14.30 WIB, langsung diterima Syofwatilla Mohzaib dikediamnnya yang masih berada di area Ponpes. Syofwatilla merupakan anggota DPR RI asal Sumsel sekaligus pencetus ide pembuatan Alquran Al Akbar.
Kehadiran delegasi mendapat sambutan hangat dari santri dan masyarakat umum.
Kedatangan para delagasi negara Islam berlangsung singkat sekitar setengah jam. Setibanya dikediaman Syofwatilla, para delegasi diajak langsung melihat Alquran Al Akbar.
Momentum kunjungan ini, tidak disia-siakan para delagasi untuk bertanya dan mengabadikan karya Alquran Al Akbar menggunakan HP dan kamera foto.
Dari kunjungan para delagasi, mereka mengungkapkan kekagumannya terhadap hasil karya seni ukiran Alquran yang dituangkan ke dalam media ukiran raksasa. Bahkan mereka berpesan agar karya ini menjadi simbol kebangkitan Islam di Indonesia, khususnya seluruh dunia.
Delegasi negara Islam asal Baghdad, Irak, Sulaiman mengatakan, dirinya sangat antusias melihat langsung hasil karya ukiran Alquran Al Akbar.
Dan hasil karya ini patut dihargai dan sangat tulus sekali dikerjakannya. Karena itu, karya ini merupakan tindakan mulia dan merupakan sejarah Islam.
‘’Di sini saya sangat mengapresiasi atas karya ini. Kita sangat antusias, khususnya ini sudah masuk dalam agenda kita. Mudah-mudahan ini menjadi simbol kesejahteraan dan untuk seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya umat Islam seluruh dunia,’’ beber Sulaiman.
Sama halnya diungkapkan delagasi negara Islam asal Nigeria, Sade Umar Abu Bakar.
Dikatakannya, karya Alquran Al Akbar ini merupakan salah satu hasil karya yang sangat luar biasa dan patut menjadi sejarah Islam. Alquran Al Akbar ini merupakan satu-satunya yang ada di dunia.
‘’Saya sangat terkesan, dan saya belum menemui ini sebelumnya. Saya meminta kepada umat Islam di sini agar tidak lupa untuk selalu membacanya dan mengamalkannya. Inilah simbol sejarah Islam yang harus dipertahankan hingga sampai kapan pun,’’ terangnya.
Sementara itu, H Syofwatilla Mohzaib atau akrab disapa Opat mengatakan peresmian Alquran Al Akbar ini rencananya dilakukan presiden RI yakni Susilo Bambang Yuidhoyon, Senin (30/1) hari ini pukul 19.00 WIB langsung dari Novotel Palembang.
Menurut Opat, peresmian tidak langsung dilakukan di Ponpes Modern Al Ihsaniyah Gandus. Ini dikarenakan lokasi dan persiapan yang tidak memadai, sehingga dilakukan Presiden di Novotel usai sambutan pembukaan acara Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) Conference ke-7 .
‘’Alquran Al Akbar sudah jelas terbesar di Indonesia. Dan kalau mendengar dari pengakuan perwakilan negara Islam tadi, di dunia. Dan ketika presiden RI mengatakan itu diresmikan, maka layar akan di buka dan sehingga Alquran Al Akbar ini akan terlihat dari seluruh sisi, akan disaksikan seluruh masyarakat,’’ ungkapnya.
Opat menerangkan, proses pengerjaan Alquran Al Akbar dilakukan tahun 2002. Sebanyak 315 keping atau 630 halaman, termasuk tajwid, dan doa khataman.
Kemudian pengerjaannya selesai tahun 2008 sekaligus di launching di Masjid Agung untuk dipublikasikan dan dikoreksi oleh masyarakat hingga 2011.
‘’Begitu tahun 2011, saya berada di Makkah waktu menjalankan ibadah umrah, di sana saya mendapatkan hikmah. Batin saya tergerak, Alquran ini jangan hanya diletakkan saja, tetapi dibikin rumahnya, kerangkanya menjadi Alquran yang bisa dibuka secara mudah dibaca dan dipelajari. Lalu tergambarlah seperti ini,’’ bebernya.
Namun, sambung Opat, keberadaan Alquran Al Akbar di area Ponpes Al Hidayah Gandus hanya sementara. Dia berencana dan merancang museum dengan ketinggian 35 meter yang terdiri dari 10 lantai dengan ukuran 20x20 meter untuk menempatkan Alquran Al Akbar.
‘’Rencana kita, lokasinya di halaman Ponpes Modern IGM Al Ihsaniah ini yang mana di depannya ada Masjid Al Akbar, masjid pesantren. Ini rencananya akan kita mulai kalau diizinkan dan didukung masyarakat dengan dana Rp40 miliar,’’ terangnya.
Selain itu, keberadan museum Alquran Al Akbar nantinya juga menyimpan Alquran-Alquran peninggalan zaman dahulu yang berkaitan dengan Islam.
Di lantai 10, kata Opat, rencananya ruangan untuk iktikaf dan ruangan muhasabah.
‘’Ketika berada di ruangan betul-betul kita curhat kepada Allah, mohon ampun atas dosa yang kita lakukan selama ini,’’ paparnya.
Tak hanya itu, mereka menilai Alquran Al Akbar ini merupakan karya terbaik dan terbesar di dunia.
Hal ini diutarakan langsung oleh delegasi negara Islam yakni Lebanon, Libya, Iran, Malaysia, Sudan, Uganda dan Irak yang melihat langsung Alquran Al Akbar yang dipamerkan di Pondok Pesantren Modern IGM Al Ihsaniyah Gandus Palembang di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, Gandus, Ahad (28/1).
Iring-iringan 3 unit bus delegasi tiba pukul 14.30 WIB, langsung diterima Syofwatilla Mohzaib dikediamnnya yang masih berada di area Ponpes. Syofwatilla merupakan anggota DPR RI asal Sumsel sekaligus pencetus ide pembuatan Alquran Al Akbar.
Kehadiran delegasi mendapat sambutan hangat dari santri dan masyarakat umum.
Kedatangan para delagasi negara Islam berlangsung singkat sekitar setengah jam. Setibanya dikediaman Syofwatilla, para delegasi diajak langsung melihat Alquran Al Akbar.
Momentum kunjungan ini, tidak disia-siakan para delagasi untuk bertanya dan mengabadikan karya Alquran Al Akbar menggunakan HP dan kamera foto.
Dari kunjungan para delagasi, mereka mengungkapkan kekagumannya terhadap hasil karya seni ukiran Alquran yang dituangkan ke dalam media ukiran raksasa. Bahkan mereka berpesan agar karya ini menjadi simbol kebangkitan Islam di Indonesia, khususnya seluruh dunia.
Delegasi negara Islam asal Baghdad, Irak, Sulaiman mengatakan, dirinya sangat antusias melihat langsung hasil karya ukiran Alquran Al Akbar.
Dan hasil karya ini patut dihargai dan sangat tulus sekali dikerjakannya. Karena itu, karya ini merupakan tindakan mulia dan merupakan sejarah Islam.
‘’Di sini saya sangat mengapresiasi atas karya ini. Kita sangat antusias, khususnya ini sudah masuk dalam agenda kita. Mudah-mudahan ini menjadi simbol kesejahteraan dan untuk seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya umat Islam seluruh dunia,’’ beber Sulaiman.
Sama halnya diungkapkan delagasi negara Islam asal Nigeria, Sade Umar Abu Bakar.
Dikatakannya, karya Alquran Al Akbar ini merupakan salah satu hasil karya yang sangat luar biasa dan patut menjadi sejarah Islam. Alquran Al Akbar ini merupakan satu-satunya yang ada di dunia.
‘’Saya sangat terkesan, dan saya belum menemui ini sebelumnya. Saya meminta kepada umat Islam di sini agar tidak lupa untuk selalu membacanya dan mengamalkannya. Inilah simbol sejarah Islam yang harus dipertahankan hingga sampai kapan pun,’’ terangnya.
Sementara itu, H Syofwatilla Mohzaib atau akrab disapa Opat mengatakan peresmian Alquran Al Akbar ini rencananya dilakukan presiden RI yakni Susilo Bambang Yuidhoyon, Senin (30/1) hari ini pukul 19.00 WIB langsung dari Novotel Palembang.
Menurut Opat, peresmian tidak langsung dilakukan di Ponpes Modern Al Ihsaniyah Gandus. Ini dikarenakan lokasi dan persiapan yang tidak memadai, sehingga dilakukan Presiden di Novotel usai sambutan pembukaan acara Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) Conference ke-7 .
‘’Alquran Al Akbar sudah jelas terbesar di Indonesia. Dan kalau mendengar dari pengakuan perwakilan negara Islam tadi, di dunia. Dan ketika presiden RI mengatakan itu diresmikan, maka layar akan di buka dan sehingga Alquran Al Akbar ini akan terlihat dari seluruh sisi, akan disaksikan seluruh masyarakat,’’ ungkapnya.
Opat menerangkan, proses pengerjaan Alquran Al Akbar dilakukan tahun 2002. Sebanyak 315 keping atau 630 halaman, termasuk tajwid, dan doa khataman.
Kemudian pengerjaannya selesai tahun 2008 sekaligus di launching di Masjid Agung untuk dipublikasikan dan dikoreksi oleh masyarakat hingga 2011.
‘’Begitu tahun 2011, saya berada di Makkah waktu menjalankan ibadah umrah, di sana saya mendapatkan hikmah. Batin saya tergerak, Alquran ini jangan hanya diletakkan saja, tetapi dibikin rumahnya, kerangkanya menjadi Alquran yang bisa dibuka secara mudah dibaca dan dipelajari. Lalu tergambarlah seperti ini,’’ bebernya.
Namun, sambung Opat, keberadaan Alquran Al Akbar di area Ponpes Al Hidayah Gandus hanya sementara. Dia berencana dan merancang museum dengan ketinggian 35 meter yang terdiri dari 10 lantai dengan ukuran 20x20 meter untuk menempatkan Alquran Al Akbar.
‘’Rencana kita, lokasinya di halaman Ponpes Modern IGM Al Ihsaniah ini yang mana di depannya ada Masjid Al Akbar, masjid pesantren. Ini rencananya akan kita mulai kalau diizinkan dan didukung masyarakat dengan dana Rp40 miliar,’’ terangnya.
Selain itu, keberadan museum Alquran Al Akbar nantinya juga menyimpan Alquran-Alquran peninggalan zaman dahulu yang berkaitan dengan Islam.
Di lantai 10, kata Opat, rencananya ruangan untuk iktikaf dan ruangan muhasabah.
‘’Ketika berada di ruangan betul-betul kita curhat kepada Allah, mohon ampun atas dosa yang kita lakukan selama ini,’’ paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar